Proses Produksi

Proses produksi untuk pengerjaan mulai dari kayu balok menjadi sebuah furniture merupakan sebuah proses produksi yang panjang dan membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga bisa dihasilkan furniture dengan kualitas yang baik. Secara garis besar dapat kita jabarkan bagaimana semua proses produksi tersebut berjalan dan bagaimana mengatur agar beberapa proses yang sangat penting tidak terlewati.
Keseluruhan proses memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda dan memerlukan pemeriksaan yang berbeda pula. Dari proses produksi awal sebuah pemilihan kayu, penggergajian, pengeringan kayu, pembahanan, pembuatan kontruksi, perakitan dan finishing.

 

1. Pemilihan Kayu

Pemilihan kayu berbentuk bundar / kotak dengan diameter bervariasi dari 25-80 cm (tergantung jenis kayu) ini adalah hasil dari penebangan pohon di hutan dan belum melalui proses apapun kecuali tindakan pencegahan retak pada ujung kayu. Pada beberapa jenis kayu dilakukan pengupasan kulit pohon dengan tujuan percepatan pengeringan kayu. Kayu ini kemudian digergaji untuk mendapatkan ukuran papan dan balok sesuai kebutuhan. Untuk mendapatkan kayu yang baik dengan kualitas tinggi diperlukan kayu-kayu yang berkualitas dan berumur tua.

2. Penggergajian

Penggergajian / pembelahan kayu dibuat sedemikian rupa sehingga dimensi kayu sesuai dengan ukuran perabot yang akan dibuat.

       3.Mesin Produksi

Seperti halnya mendirikan sebuah bangunan, dalam proses pembuatan sebuah furniture pun membutuhkan mesin produksi yang berkualitas sebagai penunjang. Selain bahan baku yang berkualitas, kelengkapan alat pertukangan yang tersedia pun menjadi faktor penting ketika seorang pengrajin/ tukang untuk membuat produk furniture berkualitas.

 

4. Pembahanan Dasar

Kayu paling ideal dibelah dan dipotong ketika sudah kering dan proses ini dilakukan di ruang pembahanan. Pada proses ini kita harus mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran komponen untuk perabot pada waktu jadi sehingga pengaturan tentang rendemen dan serat kayu sesuai dengan posisi komponen akan dapat diatur dengan benar.
Bahan kayu hanya dibuat pola hingga ukuran kasar tapi sudah dilakukan pemilihan kualitas terutama terhadap mata kayu, kayu gubal dan cacat kayu alami yang lainnya. Pemeriksaan kualitas bahan dalam hubungannya dengan cacat alami kayu harus dilakukan pada tahap ini.

5. Pengeringan kayu

Kayu harus dikeringkan karena sifat fisiknya yang bisa berubah bentuk seiring dengan berubahnya kadar kandungan air di dalam kayu. Pengeringan juga dapat sekaligus digunakan untuk pemberian insektisida agar kayu terhindar dari berbagai serangga dan penyakit sehingga kayu akan menjadi awet dan kuat. Metode pengeringan bisa bermacam-macam.

 

 

 

6. Konstruksi

Dimulai dengan penyerutan kayu untuk menghasilkan permukaan yang halus, lalu pemotongan pada sisi panjang sebagai ukuran jadi hingga pembuatan lubang kontruksi adalah proses paling panjang di dalam produksi furniture kayu.
Beberapa komponen atau bagian furniture seringkali harus melalui proses pada mesin yang sama secara berulang-ulang.

 

7. Pengamplasan

Pertama kali harus dilakukan ketika benda kerja selesai melalui proses kontruksi. Dan proses ini membutuhkan beberapa kali dengan grit amplas yang berbeda secara bertahap. Di dalam tahap ini sudah seharusnya tidak ada lagi cacat kayu pecah, retak atau warna karena hal tersebut seharusnya dilakukan pada saat proses kontruksi. Pengamplasan pada bidang kecil dan sempit dapat dilakukan dengan amplas manual/ tangan. Pada produk furniture seperti kursi, lemari, meja, dll dilakukan setelah proses perakitan.

8. Perakitan

Tergantung pada jenis produk anda, apabila produk tersebut adalah produk Knock Down atau Lepasan, maka perakitan bisa dilakukan setelah finishing. Namun demikian untuk komponen semisal pintu dan laci perlu dirakit terlebih dahulu. Apabila semua komponen yang memerlukan pra-perakitan telah disetel dengan baik, maka pengamplasan bisa dilanjutkan kembali setelah kemudian finishing.

9. Finishing

Semua cacat kayu dan kesalahan pengerjaan konstruksi seharusnya telah diselesaikan ketika memasuki tahap ini. Finishing merupakan tahap akhir pada proses pembuatan furniture. Sebagai langkah penyelesaian ketika semua komponen telah tersambung dengan baik. Finishing dilakukan setelah tahap perakitan dan pengamplasan selesai kemudian dilanjut dengan pengecatan atau plitur/ vernis sesuai kebutuhan. Untuk finishing pada industry menengah sudah menggunakan mesin-mesin. Sebagai mesin utamanya adalah compressor untuk menyemprotkan angin sehingga hasil plisturan akan lebih rapi dan merata.

Finishing

 

      10. Proses Packing

Mister Mebel